Back

USD/IDR Melemah meski IHK AS Kuat, Apakah Rupiah Berpotensi Menguat ke 16.300? Tunggu IHP AS

  • USD/IDR ditutup lebih tinggi di 16.389 pada perdagangan hari Selasa, tapi saat ini melemah ke 16.381.
  • Indeks Harga Konsumen AS melampaui estimasi dengan naik ke 3,0% pada basis tahunan.
  • Para ekonom mengantisipasi penurunan suku bunga The Fed setidaknya sekali di bulan Juni.

Rupiah Indonesia (IDR) sedikit menguat dari harga pembukaannya hari ini yang terlihat di 16.391, kini tengah diperdagangkan di 16.381 melawan Dolar AS (USD) pada sesi Asia. Pada perdagangan hari Rabu, pasangan mata uang USD/IDR ditutup lebih tinggi di 16.389 setelah Dolar AS naik yang bereaksi karena data IHK AS yang secara tak terduga menguat. Namun, kenaikan USD ini tidak bertahan lama, dan berbalik arah, dengan Indeks Dolar AS (DXY) kembali melemah di bawah 108.

Menurut Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra kepada beberapa media lokal, sebagian indeks saham Asia bergerak positif pada hari Rabu pagi ini, karena sentimen positif telah meningkat, terdorong oleh beberapa berita yang melaporkan perundingan damai antara Trump, Putin dan Zelenskiy untuk mengakhiri perang Ukraina. Karena kini DXY telah turun di bawah 107, ada peluang bagi Rupiah untuk menguat dalam perdagangan hari ini ke arah 16.330-16.300 dan potensi pelemahan ada ke kisaran 16.390-16.400

Pada hari Rabu, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi di Amerika Serikat melonjak lebih tinggi dari ekspektasi pada bulan Januari. Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 3,0% pada basis tahunan, melampaui prediksi 2,9%. Sementara itu, IHK inti yang tidak mencakup makanan dan energi meningkat menjadi 3,3% dari 3,2%, melebihi estimasi 3,1%. Inflasi umum naik sebesar 0,5% pada basis bulanan, sedangkan IHK inti naik sebesar 0,4%.

Dengan kenaikan yang ditunjukkan oleh data inflasi AS, pasar memperbarui harapannya terhadap jalur kebijakan Federal Reserve (The Fed). Ketua The Fed Powell menyebutkan saat berbicara dalam laporan setengah tahunan kepada Kongres, bahwa bank sentral  "tidak perlu terburu-buru" untuk menurunkan suku bunga. Alasannya adalah pasar kerja yang kuat dan pertumbuhan ekonomi yang stabil. The Fed dalam posisi yang sulit, karena kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump akan membuat harga tertekan lebih lanjut.

Para ekonomi yang disurvei dalam Jajak pendapat Reuters memprediksi bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan suku bunga hingga kuartal berikutnya akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi. Pada survei yang dilakukan antara 4-10 Februari, sebagian besar ekonom yang disurvei mengantisipasi penurunan akan dilakukan setidaknya sekali pada bulan Juni, meskipun pandangan para ekonom ini beragam terhadap waktu pemangkasan suku bunga. Probabilitas penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Juni telah menurun menjadi sekitar 30%, berdasarkan alat FedWatch CME. Penurunan ini terjadi setelah dirilisnya data inflasi AS.

Data IHP AS dan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal mingguan AS akan dicermati malam ini pada perdagangan di sesi AS. Pergerakan Dolar AS selanjutnya kemungkinan akan dipengaruhi oleh data ini, yang tentunya juga akan memengaruhi arah pergerakan pasangan mata uang USD/IDR. 
 

EUR/USD Menguat Mendekati 1,0450 Menjelang Data Inflasi HICP Jerman

Pasangan mata uang EUR/USD melanjutkan momentum naiknya selama tiga sesi berturut-turut, berfluktuasi di sekitar 1,0430 selama jam perdagangan sesi Asia pada hari Kamis
Baca lagi Previous

Harga Emas Tetap Dekat Level Tertinggi Sepanjang Masa di Tengah Kekhawatiran Terkait Trump, USD yang Melemah

Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan dengan bias positif ringan selama sesi Asia pada hari Kamis dan tampaknya akan melanjutkan pemantulan yang baik dari area $2.864 yang disentuh sebagai reaksi terhadap angka inflasi konsumen AS yang lebih tinggi. Tarif baru Presiden AS Donald Trump pada impor komoditas memicu kekhawatiran terhadap perang dagang global, yang terus menjadi pendorong bagi safe-haven bullion. Selain itu, penurunan kecil Dolar AS (USD) ternyata menjadi faktor lain yang mendukung permintaan untu
Baca lagi Next